KONSELING
DAN PSIKOTERAPI
A. Definisi Konseling Dan Psikoterapi
·
KONSELING
Konseling
merupakan suatu proses pemberian bantuan yang dilakukan konselor kepada klien
untuk dapat mengatasi permasalahan yang ada pada diri klien. Robert L. Gibson
(2011) mendefinisikan konseling sebagai hubungan yang berupa bantuan satu-satu yang
berfokus kepada pertumbuhan dan penyesuaian pribadi dan memenuhi kebutuhan akan
penyelesaian problem dan kebutuhan pengambilan keputusan. Bantuan ini bersifat
terpusat dan dibutuhkan kepercayaan klien kepada konselor tentang apa yang disampaikannya.
Bantuan ini ditandai dengan adanya kontak psikologis yang terjadi antara klien
dan konselor.
Menurut
Mcleod (2010) konseling bukan hanya sebuah peristiwa yang terjadi diantara dua individu.
Konseling juga merupakan intitusi sosial yang tertanam dalam kultur masyarakat
modern.
Konseling merupakan sebuah pekerjaan, disiplin keilmuan dan profesi baru.
Mcleod mencoba mendefinisikan konseling dengan mengabungkan beberapa pendapat
(Burks, Stefflre, Feltham, Dryden dan British Association of Counseling) yang
menekankan bahwa konseling adalah suatu hubungan professional dalam bentuk
pertolongan dengan menekankan ekplorasi dan pemahaman serta proses penentuan
diri.
Geldard
dan Gildard (2008) menjelaskan bahwa konseling biasanya ditujukan untuk
membantu klien menyelesaikan problem yang mengangu mereka. Konseling juga
dimaksudkan untuk membantu klien mengembangkan beragam cara yang lebih positif
untuk menyikapi hidup. Konseling pada umumnya bertujuan memecahkan masalah-masalah
klien atau menumbuhkan kekuatan mereka dalam menyikapi hidup.
·
PSIKOTERAPI
Psikoterapi
berasal dari dua kata, yaitu “psyche” yang berarti “jiwa” dan “therapy” yang
berarti “pengobatan”. Jadi “psikoterapi” berarti “pengobatan jiwa” .Sampai saat
ini psikoterapi dianggap sebagai aspek murni psikiatri yang merupakan bagian
integral dari praktek psikatri dan relevant digunakan pada gangguan psikiatrik,
Psikoterapi digunakan untuk ,meningkatkan sikap fleksibilitas, kebebasan,
kebahagian dalam hidup mereka.
Psikoterapi
merupakan usaha seorang terapis untuk memberikan suatu pengalaman baru bagi orang
lain. Pengalaman ini dirancang untuk meningkatkan kemampuan seseorang dalam
mengelola
distres
subjektif. Ini tidak dapat mengubah problem pasien yang ada.Tetapi dapat
meningkatkan penerimaan diri sendiri, membolehkan pasien untuk melakukan
perubahan kehidupan dan menolong pasien untuk mengelola lingkungan secara lebih
efektif.
Menurut
Lewis R. Wolberg (1977), Psikoterapi adalah perawatan dengan menggunakan
alat-alat psikologik terhadap permasalahan yang berasal dari kehidupan
emosional dimana seorang ahli secara sengaja menciptakan hubungan profesional
dengan pasien.
Psikoterapi
adalah suatu intervensi interpersonal, relational yang digunakan oleh
psikoterapis untuk membantu pasien atau klien dalam menghadapi problem-problem
kehidupannya. Biasanya hal ini meliputi peningkatan perasaan sejahtera
individual dan mengurangi pengalaman subjektif yang tidak nyaman. Psikoterapis
memakai suatu batasan tehnik-tehnik yang berdasarkan pengalamannya membangun
hubungan, perubahan dialog, komunikasi dan perilaku dan dirancang untuk
memperbaiki kesehatan mental pasien atau klien, atau memperbaiki hubungan
kelompok (seperti dalam keluarga)
B.
PERBEDAAN
KONSELING DAN PSIKOTERAPI
Istilah psikoterapi dan konseling sering muncul
bersamaan dan bertumpang tindih, dan terkadang sulit membedakan antara
konseling dan terapi. dalam buku yang dituliskan oleh Rogers berjudul
Counseling and Psychoterapy (1942) MAKA ROGERS tidak membedakan antara
psikoterapi dan konseling. ia hanya menyebutkan bahwa psikoterapi banyak
digunakan dalam kalangan pendidikan, sedangkan psikoterapi banyak digunakan
dalam kalangan pekerja sosial. ia tidak secara kaku membedakan antara
psikoterapi dan konseling karena keduanya bertujuan membantu seseorang yang
mempunyai masalah. Gladding (2004) membedakan antera psikoterapi dan konseling
berdasarkan definisi keduannya:
A.
Konseling
1.
berkaitan dengan
bidang bidang yang melibatkan hubungan antara manusia dan hubungannya dengan
dirinya sendiri, berhubungsn dengan menemukan makna hidup dan penyesuaina dalam
berbagai situasi (sekolah, karir, keluarga, dan lain lain)
2.
untuk orang
orsng yang masih dianggap dapat berfungsi dengan normal
3.
berdasarkan
teori dan berlangsung dalam seting ang berstruktur
4.
suatu proses di
mana klien belajar bagaimana membuat keputusan dan memormulasikan cara baru
untuk bertingkah laku, merasa dan berfikir
B.
Psikoterapi
1.
berhubungan
dengan masalah gangguan jiwa yang lebih serius
2.
lebih menekankan
pada yang lalu daripada yang sekarang
3.
lebih menekankan
pada insight daripada perubahan
4.
terapis
menyembunyikan dan tidak membeberkan nilai nilai perasaan
5.
peran terapis
lebih sebagai seorang ahli daripada sharing partner
6.
perubahan
perubahan besiat rekonstruktif
7.
hub8ungan
bersifat jangka panjang (20-40 sesi pertemuan)
C.
FUNGSI DAN
TUJUAN KONSELING
DAN PSIKOTERAPI
DAN PSIKOTERAPI
·
KONSELING
Fungsi
konseling diantaranya adalah pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling
membantu konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya dan lingkungannya (Fenti
Hikmawati, 2010: 16). Berdasarkan pemahaman ini, konseli diharapkan mampu
mengembangkan potensi diri secara optimal, mengenali diri (peran sebagai
makhluk), dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan
konstruktif. Dalam artian konselor juga harus memiliki pemahaman yang baik tentang
siswanya, mengenai tugas perkembangan siswa tersebut, sehingga layanan yang
program bimbingan konseling di sekolah bisa tepat guna.
Dalam
kelangsungan perkembangan kehidupan manusia, berbagai pelayanan
dikreasikan
dan diselenggarakan. Layanan itu bermanfaat untuk memperlancar dan
sebesarbesarnya memberikan dampak positif terhadap kelangsungan perkembangan
dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, menurut Prayitno (1997:99), bahwa
fungsi suatu pelayanan dapat diketahui dengan melihat kegunaan, manfaat,
ataupun keuntungan. Sebaliknya, suatu pelayanan tidak dapat dikatakan berfungsi
jika ia tidak mampu memberikan kegunaan dan manfaat bagi individu yang
memerlukannya. Hal ini bermakna bahwa layanan yang dibuat konselor harusnya
merujuk pada kebutuhan siswa tersebut dalam hal ini berkenaan dengan tugas
perkembangan siswa.
Fungsi
bimbingan dan konseling di wujudkan melalui penyelenggaraan berbagai jenis layanan
dan kegiatan pendukung untuk mencapai hasil sebagaimana terkandung didalam
masingmasing fungsi. Setiap layanan dan kegiatan pendukung yang dilaksanakan
harus secara langsung mengacu pada satu atau lebih dari fungsi-fungsi agar
hasil yang hendak dicapai secara jelas dapat diidentifikasikan dan di evaluasi.
Adapun
fungsi-fungsi bimbingan konseling yaitu :
1.
Fungsi pemahaman
Fungsi
pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli agar memiliki
pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan,
pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini, konseli diharapkan
mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan menyesuaikan dirinya
dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif.
2.
Fungsi Preventif
Fungsi
Preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa
mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk
mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli. Melalui fungsi ini, konselor
memberikan bimbingan kepada konseli tentang cara menghindarkan diri dari
perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya. Adapun teknik yang dapat
digunakan adalah pelayanan orientasi, informasi, dan bimbingan kelompok.
Beberapa masalah yang perlu diinformasikan kepada para konseli dalam rangka
mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak diharapkan, diantaranya : bahayanya
minuman keras, merokok, penyalahgunaan obat-obatan, drop out, dan pergaulan
bebas (free sex).
3.
Fungsi perbaikan
Fungsi
Perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli sehingga
dapat memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan dan bertindak
(berkehendak). Konselor melakukan intervensi (memberikan perlakuan) terhadap
konseli supaya memiliki pola berfikir yang sehat, rasional dan memiliki
perasaan yang tepat sehingga dapat mengantarkan mereka kepada tindakan atau
kehendak yang produktif dan normatif.
4.
Fungsi
pemeliharaan dan pengembangan
Fungsi
Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih proaktif
dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan konseli.
Konselor dan personel Sekolah/Madrasah lainnya secara sinergi sebagai teamwork
berkolaborasi atau bekerjasama merencanakan dan melaksanakan program bimbingan
secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya membantu konseli mencapai
tugas-tugas perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat digunakan disini
adalah pelayanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat
(brain storming), home room, dan karyawisata.
5.
Fungsi Fasilitasi
Fungsi
Fasilitasi, memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang seluruh aspek dalam
diri konseling.
6.
Fungsi
Penyesuaian
Fungsi
Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli agar
dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan
konstruktif.
7.
Fungsi
Penyaluran
Fungsi
Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli memilih
kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan
penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan
ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu
bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar lembaga
pendidikan.
8.
Fungsi
Pemeliharaan
Fungsi
Pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli
supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah
tercipta dalam dirinya. Fungsi ini memfasilitasi konseli agar terhindar dari
kondisi-kondisi yang akan menyebabkan penurunan produktivitas diri. Pelaksanaan
fungsi ini diwujudkan melalui program-program yang menarik, rekreatif dan
fakultatif (pilihan) sesuai dengan minat konseli
9.
Fungsi Adaptasi
Fungsi
Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala
Sekolah/Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program
pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan
konseli. Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai konseli,
pembimbing/konselor dapat membantu para guru dalam memperlakukan konseli secara
tepat, baik dalam memilih dan menyusun materi Sekolah/Madrasah, memilih metode
dan proses pembelajaran, maupun menyusun bahan pelajaran sesuai dengan
kemampuan dan kecepatan konseli.
10.
Fungsi
Penyembuhan
Fungsi
Penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif. Fungsi
ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah
mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun
karir. Teknik yang dapat digunakan adalah konseling, dan remedial teaching.
Pada saat awal konseling ada beberapa tujuan yang
hendak dicapai dalam kegiatan konseling awal, yaitu :
1.
mengurangi
kecemasan klien
2.
menahan diri
untuk tidak berbicara terlalu banyak
3.
mendengarkan
dengan saksama apa yang dikatakan klien dan berusaha untuk menata kembali
kata-kata yang dijelaskan oleh klien
4.
menyadari bahwa topic yang dipilih klien itu
merupakan topic utama untuk saat ini. ( Nurichsan A,J.,2007:88)
Jadi
apapun yang diungkapkan klien atau peserta didik upayakan konselor
mendengarkannya
sebagai
penghargaan kepada setiap klien, baik itu masalah pribadi, sosial, belajar
maupun
masalah
karir peserta didik atau mengungkapkan masalah pemilihan bakat, minat dan
potensi
yang
dimilikinya demi mengoptimalkan potensi dirinya.
·
PSIKOTERAPI
Menurut
Hamdani Bakran Adz-Dzaky (2002: 225-228) dalam buku Konseling dan psikoterapi
islam membagi fungsi psikoterapi islam menjadi tiga bagian yaitu sebagai
berikut :
1.
Fungsi
Pencegahan (Prefention)
Fungsi
pencegahan (prevention), dengan mempelajari, memahami, dan mengaplikasikan ilmu
ini, seseorang akan dapat terhindar dari hal-hal, keadaan atau peristiwa yang
membahayakan dirinya, jiwa, mental, spiritual, atau moralnya. Sebab ilmu akan
menimbulkan potensi prefentif sebagaimana yang telah diberikan Allah kepada
hamba-hambaNya yang dikehendakiNya.
2.
Fungsi
Penyembuhan dan perawatan (Treatment)
Fungsi
penyembuhan/perawatan (treatment), psikoterapi islam akan membantu seseorang
melakukan pengobatan, penyembuhan dan perawatan terhadap gangguan atau
penyakit, khusunya kepada gangguan mental, spiritual, kejiwaan, seperti dengan
berdzikir, hati dan jiwa menjadi tengang dan damai, dengan berpuasa akal
fikiran, hati nurani, jiwa, mental menjadi suci dan bersih, dengan shalat dan
membaca shalawat Nabi Muhammad SAW spirit dan etos kerja akan bersih dan suci
dari gangguan setan, iblis, jin, dan sebagainya.
3.
Fungsi Pensucian
(Sterilisasi) dan Pembersihan (Purification)
Fungsi
pensucian dan pembersihan (sterilisasi/purrification), psikoterapi islam
melakukan upaya pensucian-pensucian diri dari bekasan-bekasan dosa dan
kedurhakaan dengan pensucian najis (istinja’), pensucian yang kotor (mandi),
pensucian yang bersih (wudhu), pensucian yang suci atau fitri (shalat taubat),
dan pensucian yang Maha Suci (dzikrullah mentauhidkan Allah).
Di
amerika serikat psikoterapi merupakan salah satu bentuk treatmen yang diberikan
oleh seorang psikolog kepada pasiennya. tujuan dari psikoterapi adalah untuk
meningkatkan fungsi emosi dan sosial seseorang dan untuk menfasilitasi
perkembangan psikologis dan spritualis dalam dirinya. psikoterapi juga dapat
digunakan untuk memperbaiki perilaku yang tidak benar. selain itu psikoterapi
juga berusaha mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan pada seseorang yang
melibatkan adnya hubungan secara profesional antara terapis dan pasiennya
Tujuan
psikoterapi :
·
Perawatan akut
(intervensi klinis dan stabilisasi)
·
Rehabilitasi
(memperbaiki gangguan perilaku berat)
·
Pemeliharaan (
pencegahan keadaan memburuk jangka panjang)
·
Restrukturisasi
(meningkatkan perubahan yang terus menerus pada pasien)
a.
Psikoterapi
eksplorasi :
Tujuan
:
·
Mengurangi
kekakuan gaya defensif
·
Memperbaiki
kemampuan mengintegrasikan pengertian intelektual dengan wawasan emosional
·
Mengunkapkan dan
melalui pengalaman traumatik masa lalu yang menyakitkan
b.
Psikoterapi
direktif/arahan.
Tujuan
:
·
Perubahan
perilaku maladaptif
·
Meningkatkan dan
mengajarkan perilaku yang adaptif.
c.
Psikoterapi
eksperensial
Tujuan
:
·
Meningkatkan
kesadaran akan pengalaman dalam
·
Memperbaiki
kemampuan mengekspresikan emosi
·
Meningkatkan
perasaan dapat dimengerti oleh orang lain
d.
Psiko terapi
suppotrtif
Tujuan
:
·
Meningkatkan
kesadaran realitas
·
Membantu
mengembangkan ketrampilan penyesuaian dan perilaku adaptif realitas
·
Memberikan dorongan
dan asuhan
DAFTAR PUSTAKA:
·
Murad Lesmana, Jeanette. Dasar Dasar Konseling. 2013. Jakarta:
Universitas Indonesia.
·
J. Trull, Thimonthy. J. Prinstein, Mitchell. Clinical Psychology Eight
Edition. 2013. Belmont: WadsWorth.
·
Guilfoyle, M. (2005). From therapeutic power to resistance:
Therapy
and cultural hegemony.
Theory & Psychology, 15(1), 101-124.
·
Sadock, Benjamin James; Sadock, Virginia Alcott. Kaplan &
Sadock's
Synopsis of Psychiatry: Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry,
10th Edition, 925 – 931.
·
Yulianto. (2015). Konsep Konseling Kreatif Untuk Penangganan
Post Traumatic Stress Disorder (Ptsd). Guided Imagery, 1(1), 70-81.
·
Stone, Geral. L., (1985),
Counseling Psychology : Perpsective and Functions, Monterey, California :
Brooks/Cole Publishing Company.
·
Sutatminingsih, Raras,
(2007) Aktualitas Filsafat Ilmu dalam Perkembangan Psikologi :
http://library.usu.ac.id/modules.php?op=modload&name=Downloads&file=index&req=getit&lid=119, 23:57 pm : tersedia.
·
Gibson, Robert. L dan
Mitchell, Marianne H. (1990), Introduction to Counseling and Guidance,
Englewood Cliff : Prentice Hall, Inc.
·
Hadi, M., F., Z. (2013). Pemahaman Konselor Sekolah Tentang
Tugas Perkembangan Siswa Dan Layanan Yang Diberikan. Jurnal Ilmiah Konseling. 2
(1), 43-52.
·
Ratnawulan, S., T. (2016). Manajemen Bimbingan Konseling Di
Smp Kota Dan Kabupaten Bandung. Jurnal Edukasi, 2 (1). 1-17.
0 komentar:
Posting Komentar